ini adalah panduan penulisan Penelitian Tindakan Kelas
sumber : IHT kalangan sendiri (semoga bermanfaat)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Menulis kenyataan yang ada (kondisi awal).
Kenyataan yang ada perlu didukung oleh data/fakta. Kondisi awal yaitu kondisi sebelum dilakukan penelitian tindakan. Kondisi awal sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Masalah pokok mengandung kondisi awal dari subyek yang diteliti. Masalah lain : mengandung masalah awal dari peneliti
Contoh :
Permasalahan pokok : hasil belajar IPA bagi siswa kelas … rendah
Permasalahan yang menyelimuti guru/peneliti belum memanfaatkan alat praktikum dalam pembelajaran IPA.
Kenyataan yang ada/kondisi awal :
- Kondisi awal yang diteliti (siswa) : hasil belajar IPA rendah, diuraikan berdasarkan fakta rendahnya itu dibuktikan dari mana? Berapa rata-rata ulangan harian?
- Kondisi awal peneliti (guru) : sebelum penelitian dilakukan belum memanfaatkan alat praktikum. Berdasarkan fakta bila belum menggunakan alat praktikum, menggunakan apa?
2. Menulis harapan yang akan dituju (kondisi akhir)Yaitu kondisi setelah dilakukan penelitian. Dapat berupa kondisi akhir yang diteliti maupun kondisi akhir peneliti. Apa yang diharapkan setelah penelitian. Dapat berupa kondisi akhir setelah penelitian bagi subyek penelitian (siswa/guru/KS) maupun kondisi akhir bagi peneliti.
Kondisi akhir yang diteliti (siswa):
Meningkatnya hasl belajar IPA pada kompetensi dasar …. Berapa nilai rata-rata ulangan harian yang diharapkan setelah penelitian? Mengapa perlu ditingkatkan?
Kondisi akhir peneliti (guru)
Memperbaiki proses pembelajaran dengan memanfaatkan penggunaan alat praktikum
3. Menulis masalah (kesenjangan antara kenyataan dan harapan)
Kesenjangan 1
Kesenjangan antara kondisi awal dan kondisi akhir masalah pokok dari subyek penelitian. (hasil belajar kenyataannya rendah, harapannya meningkat)
Kesenjangan 2
Kesenjangan antara kondisi awal dan kondisi akhir masalah lain dari peneliti. (kenyataannya pembelajaran belum memanfaatkan alat praktikum, harapannya menggunakan alat praktikum.
B. Identifikasi Masalah
Umumnya berupa pertanyaan, banyaknya pertanyaan lebih banyak dari banyaknya rumusan masalah. Kalimat tanya dimulai dari yang komplek (holistik) sampai yang spesifik (atomistik). Kalimat tanya tersebut tidak harus dijawab, karena hanya sebagai identifikasi masalah. Kalimat tanya tersebut harus mengacu/mengandung variabel pada rumusan pokok (Y)
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian lebih terfokus. Langkah awal membatasi banyaknya variabel yang diteliti. Membatasi atau menjelaskan variabel terikat, misalnya siswa kelas apa? Sekolah mama? Tahun kapan? Kompetensi apa? Dst. Membatasi atau menjelaskan variabel bebas. Alat praktkikum apa? Apa yang dilakukan? Siapa yang melakukan? Kapan tindakan itu dilakukan?
D. Rumusan Masalah
Dikembangkan dari identifikasi dan pembatasan masalah. Umumnya berbentuk kalimat tanya, kalimat tanya pada rumusan masalah lebih terinci karena telah melalui identifikasi dan pembatasan masalah. Kalimat tanya yang diajukan mengcu ke variabel pada masalah pokok (Y) dan variabel pada masalah lain yang diteliti (X) Kalimat tanya pada rumusan masalah harus dijawab. Kualitas penelitian sangat dipengaruhi oleh kualitas jawaban bukan hanya banyaknya rumusan masalah.
Rumusan masalah digunakan sebagai :
- dasar untuk penentuan teori yang akan digunakan
- arah dalam menentukan metode penelitian
- arah dalam menentukan jenis penelitian
contoh rumusan masalah :
Y = Hasil belajar IPA ….
X = pemanfaatan alat praktikum
Yang merupakan rumusan pada PTK : Apakah melalui X dapat meningkatkan Y?
Judul yang sesuai :
- Upaya peningkatan Y melalui X
- Optimalisasi Y melalui X
- Penggunaan X untuk meningkatkan Y
- Meningkatkan Y melalui X
- Melalui X untuk meningkatkan Y
- dll
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan Y (secara umum). Misalnya untuk meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa SMP …. (belum menyebutkan kelas berapa dan waktunya kapan)
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan Y melalui X (secara khusus). Misalnya untuk meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas … SMP … pada semester … tahun pelajaran ….
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang Y melalui X bagi siswa SMP ….
Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Manfaat bagi siswa
Manfaat bagi guru
Manfaat bagi perpustakaan sekolah
Manfaat bagi sekolah
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
Kebenaran menurut metode ilmiah dapat berupa kebenaran berdasarkan teori dan kebenaran berdasarkan empirik. Kajian teori sebagai dasar untuk mencari kebenaran berdasarkan teori/buku referensi atau buku rujukan.
Teori-teori yang diambil harus relevan dengan :
- Permasalahan dilihat dari isinya
- Variabel yang diteliiti (dilihat dari judul/sub judul yang ditulis pada kajian teori)
Kajian teori diambil dari teori-teori yang terbaru dan dari berbagai aliran.
Contoh :
Judul penelitian :
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kompetensi Dasar … melalui Pemanfaatan Alat Praktikum bagi Siswa Kelas … SMP pada Semester … Tahun Pelajaran ….”
Variabel yang diteliti :
Y = Hasil Belajar IPA Kompetensi Dasar …
X = Pemanfaatan Alat Praktikum
Judul atau sub judul yang ditulis pada kajian teori harus sesuai dengan variabel yang diteliti. Karena terdapat dua variabel, untuk memudahkan maka dapat ditulis dua judul pada kajian teori.
1. Hasil Belajar IPA Kompetensi Dasar …
a. Hakekat IPA
b. Hakekat belajar
c. Hasil Belajar
d. Hasil Belajar IPA Kompetensi Dasar …
(teori yang relevan dengan permasalahan dihubungkan dengan pemanfaatan alat praktikum)
2. Pemanfaatan Alat Praktikum dalam Pembelajaran IPA
a. Hakekat Pembelajaran
b. Pengertian Alat Praktikun
c. Pemanfaatan Alat Praktikum dalam Pembelajaran IPA
(teori yang relevan dengan permasalahan dihubungkan dengan hasil belajar IPA)
B. Penelitian yang Relevan
Relevan dengan penelitian yang telah ada/dilakukan sebelumnya, relevan dengan permasalahan dan variabel yang diteliti. Untuk menghindari duplikasi. Penelitian yang relevan baik dilakukan oleh peneliti maupun oleh orang lain.
C. Kerangka Berpikir
Berisi analisis, kajian dan simpulan secara deduktif hubungan antar variabel bedasar kepada teori dan hasil-hasil penelitian yang telah dibahas. Merupakan pendapat dan pandangan penulis terhadap teori yang dikemukakan. Merupakan penjelasan semestara terhadap gejala yang menjadi obyek permasalahan. Menggunakan alur pikiran yang logis. Struktur logikanya didasarkan :
- Mempergunakan premis-premis yang benar.
- Mempergunakan cara penarikan kesimpulan yang sah
Kerangka berpikir didasarkan pada landasan teori, disesuaikan dengan permasalahan yang diambil. Sebagai dasar untuk menentukan pengajuan hipotesis. Klimaks dari kerangka berpikir umumnya terdapat kata :
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, diduga melalui X dapat meningkatkan Y
Kerangka beripikir didasarkan pada argumen berpikir deduktif, guna menjamin :
- Kebenaran pernyataan ilmiah yang telah teruji lewat proses keilmuwan, sehingga jawaban yang diperoleh benar juga.
- Keabsahan yang diakui sebagai pengetahuan ilmiah yang ditarik secara deduktif akan bersifat konsisten.
Kerangka beripikir bukan sebagai kumpulan teori, melainkan teori yang dipilih secara selektif untuk membangun kerangka argumentasi.
Berupa kesimpulan, misalnya :
“Berdasarkan analisis ini diduga bahwa ….”
Mencerminkan pernyataan klimaks dari seluruh upaya dalam membangun kerangka teoritis yang mendukung hipotesis.
Judul Penelitian :
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kompetensi Dasar … melalui Pemanfaatan Alat Praktikum bagi Siswa Kelas … SMP pada Semester … Tahun Pelajaran ….”
Contoh skema kerangka berpikir :Guru Belum memanfaatkan alat praktikum dalam pembelajaran IPA |
Siswa Hasil belajar IPA rendah |
Memanfaatkan alat praktikum dalam pembelajaran IPA |
Siklus I Memanfaatkan alat praktikum secara kelompok besar (tiap kelompok 8 siswa) dalam pembelajaran IPA |
Siklus II Memanfaatkan alat praktikum secara kelompok kecil (tiap kelompok 4 siswa) dalam pembelajaran IPA |
Siklus III, dst |
Diduga melalui pemanfaatan alat praktikum dapat meningkatkan hasil belajar IPA dalam pembelajaran IPA kompetensi dasar … Siswa Kelas … SMP pada Semester … Tahun Pelajaran …. |
KONDISI AWAL |
TINDAKAN |
KONDISI AKHIR |
Berisi hipotesis tindakan bukan hiotesis teori maupun hipotesis penelitian. Merupakan jawaban sementara berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir. Menjawab rumusan masalah yang diajukan. Untuk menulis hipotesis dengan mudah (1) menyalin klimak kerangka berpikir dengan menghilangkan kata “diduga” atau (2) menyalin rumusan masalah dengan menghilangkan kata “apakah” dan “?”.
Rumusan masalah : Apakah melalui X dapat meningkatkan Y?
Judul penelitian : Upaya meningkatkan Y melalui X
Hipotesis : Melalui X dapat meningkatkan Y
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian1. Waktu Penelitian
a. Kapan penelitian itu dilakukan, dapat diuraikan dari persiapan penyusunan proposal, menyusun instrumen, pengumpulan data, analisis data, pembahasan dan laporan hasil penelitian.
b. Beri alasan mengapa pengumpulan data/pelaksanaan tindakan dilakukan pada waktu itu.
2. Tempat
3. Penelitian
a. Di mana penelitian itu dilakukan, sekolah mana, program apa, kelas berapa dsb.
b. Beri alasan mengapa penelitian dilakukan pada tempat itu.
B. Subjek Penelitian
Pada PTK umumnya tidak menggunakan populasi, sample, dan teknik sampling seperti pada penelitian kuantitatif, tetapi menggunakan subjek penelitian. Populasi = sample, merupakan subjek penelitian. Guru sebagai peneliti, subjeknya siswa. Kepala Sekolah sebagai peneliti, subjeknya guru (karena Kepsek juga guru, maka dapat juga subjeknya siswa). Pengawas Sekolah sebagai peneliti, subjeknya guru atau Kepsek.
C. Sumber Data
Sumber data dapat berasal dari subjek penelitian dan dari bukan subjek. Sumber data dari subjek penelitian merupakan sumber data primer (misalnya nilai ulangan harian). Sumber data dari selain subjek penelitian merupakan sumber data sekunder (misalnya data hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat)
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data, dapat berbentuk teknis tes maupun non tes.
a. Tes : (tertulis, lisan, perbuatan).
b. Non tes : (wawancara, pengamatan, chek list, dst)
2. Alat pengumpulan data tergantung pada teknik yang digunakan :
a. Teknik tes, alatnya dapat berbentuk butir soal tes.
b. Teknik non tes, alatnya dapat berbentuk pedoman dan lembar observasi, pedoman dan lembar wawancara, dll.
E. Validasi Data
Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. Validitas yang digunakan perlu sesuai dengan data yang dikumpulkan.
Data kualitatif (berbentuk angka) umumnya yang divalidasi Instrumennya. Validitas yang digunakan, validitas teoretik maupun validitas empirik. Diperlukan kisi–kisi agar terpenuhinya validitas teoretik.
Data kualitatif (misalnya observasi, wawancara), dapat divalidasi melalui triangulasi :
a. Triangulasi sumber, data berasal dari beberapa sumber.
b. Triangulasi metode, data berasal dari beberapa metode.
F. Analisa Data
Analisis yang digunakan sesuai dengan metode dan jenis data yang dikumpulkan. Pada PTK data yang dikumpulkan dapat berbentuk kuantitatif. Pada PTK tidak menggunakan uji statistik, tetapi dengan deskriptif. Data kuantitatif menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1 dan nilai tes setelah siklus 2.
Data kualitatif hasil pengamatan maupun wawancara menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap–tiap siklus.
G. Indikator Kinerja ( bila ada )
Merupakan kondisi akhir atau target yang diharapkan/dicapai. Didasarkan pada pengalaman yang lalu dan hasil yang diperoleh pada saat melakukan tindakan. Perlu pertimbangan untuk menetapkan indikator kinerja (jangan terlalu tinggi maupun terlalu rendah). Misalnya, nilai rata – rata ulangan harian 60, indikator kinerjanya menjadi 64 atau 65, ( jangan menjadi 88 atau 99 ).
H. Prosedur Penelitian
Merupakan langkah–langkah yang harus dilalui peneliti. Langkah pertama menentukan metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu metode penelitian tindakan kelas. Langkah selanjunya menentukan banyaknya tindakan yang dilakukan dalam siklus, minimal dua siklus.
Langkah selanjutnya menentukan tahapan–tahapan, dalam siklus, terdiri dari 4 tahapan yaitu :
1. Planning
2. Acting
3. Observing
4. Reflecting
Dijelaskan secara singkat tiap tahapan pada setiap siklus.
Siklus 1
· Perencanaan : apersepsi, kegiatan inti, penutup.
· Tindakan apa yang dilakukan.
· Apa yang diobservasi/diamati, siapa yang diamati, kapan pengamatan dilakukan, apa hasil yang akan diperoleh dari observasi dsb.
· Bagaimana cara merefleksi.
Siklus 2
· Perencanaan : apersepsi, kegiatan inti, penutup.
· Tindakan apa yang dilakukan.
· Apa yang diobservasi/diamati, siapa yang diamati, kapan pengamatan dilakukan, apa hasil yang akan diperoleh dari observasi dsb.
· Bagaimana cara merefleksi.
Siklus 3
· Seperti pada siklus 1 maupun siklus 2.
· Dst, untuk siklus selanjutnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN
A. DESKRIPSI KONDISI AWALDideskripsikan semua hasil pengamatan dari kondidi awal, deskripsi dapat disajikan pula dalam bentuk tabel/daftar, maupun bentuk grafik/diagram.
B. DESKRIPSI HASIL SIKLUS I
Dideskripsikan mengenai perencanaan siklus I, meliputi apersepsi, kegiatan inti dan penutup. Dideskripsikan pelaksanaan tindakan pada siklus I. apa tindakan yang dilakukan? Siapa yang melakukan tindakan? Dengan apa tindakan agar berlangsung?dsb. bila memungkinkan dapat dimuat foto kegiatan saat pelaksanaan.
Hasil pengamatan dapat berupa hasil pengamatan proses pembelajaran maupun nilai ulangan harian. Hasil pengamatan dapat disajikan dalam bentuk narasi, tabel, maupun gambar.
Deskripsikan hasil refleksi siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Apa pendahuluan/pembukaan/apersepsinya. Deskripsikan kegiatan inti dalam perencanaan tindakan. Deskripsikan kegiatan apa yang dlakukan pada penutup.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan apersepsi/pembuka. Pelaksanaan inti dalam pengumpulan data, dapat dilampirkan foto kegiatan saat pelaksanaan berlangsung. Pelaksanaan penutup misalnya diakhiri dengan ulangan harian. Pelaksanaan pada umumnya tidak menyimpang jauh dari perencanaan
3. Hasl Pengamatan
Dideskripsikan hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I. Hasil pengamatan dapat berupa pengamatan
4. Refleksi
Didasarkan pada hasil observasi. Sudah diperoleh kesimpulan sementara. Dapat juga membandingkan antara kondisi awal dengan hasil yang diperoleh pada siklus I
C. DESKRIPSI HASIL SIKLUS II (seperti siklus I)
Berisi perencanaan tindakan pada siklus II, hasil pengamatan dan hasil refleksi (langkah seperti siklus I). Dapat membandingkan hasil siklus II dengan siklus I
D. DESKRIPSI HASIL SIKLUS III (seperti siklus I)
Seperti deskripsi hasil siklus I maupun silkus II, dst. (tergantung banyaknya siklus)
E. PEMBAHASAN/DISKUSI
Dapat dibahas mengenai pelaksanaan tindakan kondisi awal, siklus I dan siklus selanjutnya. Dibahas hasil observasi/pengamatan kondisi awal, siklus I dan siklus selanjutnya. Dibahas hasil refleksi siklus I dan siklus selanjutnya.
F. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian pada bab IV ini pada dasarnya merupakan hasil penelitian yang diperoleh melalui kebenaran empirik. (kebenaran secara teoritik berupa hipotesis pada bab II). Secara teoritik kebenaran diperoleh dari pengembangan kajian teori, kerangka berpikir dan finalnya pengajuan hipotesis. Secara empirik kebenaran diperoleh dari hasil analisis data yang diperoleh dari bab III dan bab IV, sehingga hasil penelitian pada bab IV ini merupakan kebenaran secara empirik.
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Merupakan sintesis dari berbagai penemuan penelitian. Bersifat terpadu dan menyeluruh, mengemukakan seluruh hasil penelitian sebagai kesatuan yang utuh dari data yang bersifat terpisah (berbeda dengan hasil penelitian yang bersifat automistik dan dan sintetik tiap variabel). Dapat dilanjutkan pembahasan kesimpulan penelitian dari berbagai teori keilmuan dan hasil penelitian lain yang relevan. Sudah menyimpulkan simpulan kebenaran secara teoritik pada bab II dan kebenaran secara empirik pada bab IV.
B. IMPLIKASI/REKOMENDASI
Berupa dampak teoritis terhadap perkembangan ilmu dan penelitian. Dapat berupa dampak penerpan praktis dalam pemecahan masalah dan penyusunan kebijakan. Implikasi dalam penerapan kebijakan cenderung berbentuk rekomendasi. Rekomendasi bersifat kebijakan/teknis yang perlu dilakukan.
C. SARAN
Didasarkan pada kesimpulan penelitian yang diperoleh. Dijabarkan secara terinci (misalnya untuk depdiknas, lembaga, kepala sekolah, guru siswa).
Bersifat operasional.
LAPORAN PENELITIAN
(untuk penilaian angka kredit pengembangan profesi guru)
BAGIAN PEMBUKA
1. Halaman Judul
Seperti lembar sampul, bila lembar sampul dengan kertas yang tebal dan tidak memuat nomor halaman, maka pada halaman judul ditulis pada kertas biasa dan mulai menggunakan no. hal (i). Halaman judul memuat, judul penelitian, digunakan untuk apa, siapa penelitinya dan di mana alamatnya.
Lembar Pengesahan
Memuat apa yang disahkan dan milik siapa yang disahkan tersebut. Memuat siapa yang mengesahkan. Memuat siapa yang mengesahkan dan apa jabatannya dan apa jabatannya. Yang mengesahkan (1) petugas perpustakaan sekolah, (2) kepala sekolah, (3) pengurus PGRI
2. Kata Pengantar
Kata pengantar ditulis oleh peneliti, yang sederhana minimal memuat ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan ucapan terima kasih kepada sesama manusia (siapa saja yang membantu penelitian tersebut). Kata pengantar tidak harus ditandatangani dan ditulis nama lengkap, cukup dengan nama singkatnya.
3. Daftar Isi
Menggambarkan isi laporan penelitian dari halaman judul sampai lampiran-lampiran. Sistematika penulisan yang lazim menggunakan daftar isi seperti pada skripsi atau tulisan ilmiah lainnya.
4. Daftar Tabel (bila ada)
Dibuat pada halaman tersendiri (apabila banyaknya tabel lebih dari satu). Memuat nomor tabel, judul tabel dan halaman berapa tabel tersebut berada.
5. Daftar Gambar (bila ada)
Dibuat pada halaman tersendiri (apabila banyaknya gambar lebih dari satu). Memuat nomor gambar, judul gambar dan halaman berapa gambar tersebut berada.
6. Daftar Lampiran
Apa saja yaang dilampirkan ditulis pada daftar lampiran. Berisi nomor lampiran, judul lampiran, halaman berapa lampiran tersebut dilampirkan. Sebaiknya lampiran-lampiran disusun secara kronologis.
7. Abstrak atau ringkasan
Ditulis satu spasi, tanpa judul/sub judul. Isi abstrak minimal memuat : (1) tujuan penelitian, (2) setting dan subyek penelitian, (3) prosedur penelitian termasuk analisis data, (4) hasil penelitian. Ditulis maksimal satu halaman.
BAGIAN ISI/INTIBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian | BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori B. Penelitian yang Relevan (bila ada) C. Kerangka Berpikir D. Hipotesis Tindakan |
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian B. Subyek Penelitian C. Sumber Data D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data E. Validasi Data F. Analisis Data G. Indikator Kinerja (bila ada) H. Prosedur Penelitian | BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal B. Deskripsi Siklus I 1. Perancanaan 2. Tindakan 3. Hasil Pengamatan 4. Refleksi C. Deskripsi Siklus II (spt siklus I), dst D. Pembahasan tiap siklus dan antar siklus E. Hasil penelitian |
BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Implikasi/rekomendasi C. Saran |
BAGIAN PENUNJANG
1. Daftar Pustaka
Ditulis menurut abjad. Nama pengarang ditulis yang konsisten, dapat menggunakan entry di mana nama pengarang ditulis dibalik. Salah satu contoh cara menulis pada daftar pustaka : Rafid azaria maulana. 2007. Inspirasi Sains FISIKA Pelajaran IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII. Jakarta. Ganeca Exact
2. Lampiran-lampiran
Dibuat secara kronologis. Diberi halaman pada lampiran dan nomor lampiran. Penulisan lampiran disesuaikan dengan kelaziman yang berlaku.
No comments:
Post a Comment